Berita

    Featured Image

    Hindari Kebiasaan Ini agar Transmisi Mobil Matic Tetap Awet

    Transmisi mobil matic mudah dioperasikan karena Anda hanya perlu gas serta rem saja untuk melajukan mobil tanpa harus pusing mengoper gigi. Namun, transmisi tersebut rentan rusak  akibat berbagai hal. Salah satunya adalah kebiasaan buruk dari pengemudi. 

    Bila tetap melakukan kebiasaan buruk, maka transmisi pada mobil matic pun akan lebih mudah rusak. Maka dari itu, mari kenali apa saja kebiasaan yang harus Anda hindari demi menjaga keawetan transmisi pada mobil matic di bawah ini.

    6 Kebiasaan yang Harus Dihindari agar Transmisi Mobil Matic Tetap Awet

    Mulai dari kesalahan penggunaan gigi L hingga menahan rem pada posisi yang kurang tepat, berikut berbagai kebiasaan yang perlu Anda hindari jika ingin transmisi pada mobil matic tetap awet:

    • Salah Menggunakan Gigi L

    Gigi L atau Low untuk mobil matic merupakan posisi transmisi dengan fungsi menurunkan kecepatan serta mengatur putaran mobil. Penggunaan gigi L diperuntukkan pada medan ekstrem. Misalnya, jalanan menanjak atau menurun yang curam. 

    Namun, kesalahan yang sering terjadi adalah pengemudi tetap menggunakan gigi L secara terus menerus. Maka dari itu, sebaiknya Anda menggunakan atau gigi D atau Drive saat berada pada medan jalanan yang normal.

    • Memindahkan Gigi Terlalu Awal sebelum Mobil Berhenti

    Bentuk kebiasaan ini sering pengemudi mobil matic lakukan tanpa sadar. Biasanya, pengemudi terlalu buru-buru memindahkan gigi sebelum mobil berhenti total. Misalnya,  pindah gigi dari D ke gigi R (Reverse). 

    Kebiasaan tersebut akan merusak berbagai komponen transmisi pada mobil matic bila dilakukan terus menerus. Oleh karena itu, pastikan bahwa mobil Anda telah berhenti total ketika ingin memindahkan gigi.

    • Menggunakan Fitur Triptonic dan Mengemudi secara Agresif

    Fitur triptonic merupakan salah satu fitur transmisi mobil otomatis. Fitur ini memungkinkan pengemudi memindahkan gigi layaknya perpindahan gigi pada mobil yang manual. Jadi, pengemudi tidak perlu menginjakkan kaki pada pedal kopling.

    Untuk perpindahan giginya sendiri, dapat dikontrol sepenuhnya oleh pengemudi. Ini memudahkan pengemudi karena tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan berkendara. 

    Namun, banyak yang menggunakan fitur ini dengan mengemudi secara agresif. Melakukan perpindahan gigi pun secara kasar serta mendadak. Dampak buruk dari kebiasaan tersebut adalah kerusakan kampas kopling serta mempersingkat usia transmisi. 

    • Menggeber Gas ketika Memindahkan Gigi ke D

    Selanjutnya, terdapat kebiasaan seperti ingin menggeber mesin ketika ingin melakukan pergantian gigi. 

    Bila Anda melakukan hal tersebut, maka transmisi akan mengalami tekanan hebat. Akhirnya, terjadi banyak gesekan antar komponen mobil dan kerusakan mesin tidak bisa dihindari.

    Sebaiknya, Anda membiarkan mesin mobil berfungsi normal seperti biasa. Anda tinggal memindahkan gigi ke D, lalu injak gas secara perlahan. 

    • Menahan Rem pada Posisi D ketika Berhenti

    Kebiasaan satu ini umumnya dilakukan ketika terjebak macet. Bila Anda menahan rem pada posisi D untuk waktu yang lama, maka tuas transmisi akan menjadi panas. Performa transmisi pun berakhir menurun.

    Alih-alih melakukan hal tersebut, Anda bisa memindahkan gigi ke Netral (N) ketika berhenti saat macet panjang atau di lampu merah. 

    • Tidak Mengganti Oli Transmisi Tepat Waktu

    Untuk memastikan perpindahan gigi tetap lancar, Anda perlu melakukan penggantian oli transmisi secara berkala dan tepat waktu. Ini mengingat fungsinya yang penting dalam menjaga kelancaran proses pindah gigi. 

    Anda juga perlu mengganti oli transmisi dengan rutin menyesuaikan rekomendasi dari pabrikan. Jika tidak melakukan penggantian oli tepat waktu, maka dampaknya perpindahan gigi menjadi tidak selancar biasanya.