Apakah Bahaya Gonta Ganti Bahan Bakar? Ini Penjelasannya

Pernahkah Anda kehabisan bensin saat berkendara dan akhirnya mengisi bahan bakar mobil dengan RON berbeda dari biasanya? Atau mungkin, karena ingin coba-coba, Anda sering berganti-ganti jenis bensin di SPBU?
Kebiasaan ini ternyata bisa berdampak buruk, terutama untuk mobil-mobil yang sudah berusia lama. Berikut penjelasan lengkapnya beserta contoh kasus ringan agar lebih mudah dipahami.
Kenapa Tidak Boleh Sering Gonta-Ganti Bahan Bakar Mobil?
Setiap mesin mobil dirancang untuk bekerja optimal dengan jenis bahan bakar tertentu, biasanya mengikuti rekomendasi pabrikan. Nilai oktan (RON) pada bensin sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran di mesin.
Semakin tinggi nilai oktan, maka ketahanan bahan bakar juga semakin tinggi. Hal ini karena bahan bakar dengan RON tinggi memang banyak diperuntukkan untuk mesin yang memiliki kompresi tinggi. Tujuannya untuk mencegah knocking.
Jika terlalu sering berganti-ganti RON, apalagi tanpa memperhatikan spesifikasi mesin, ada beberapa risiko yang bisa muncul:
-
Performa Mesin Menurun
Mesin yang terbiasa menggunakan bensin RON tinggi lalu mendadak diisi RON rendah, atau sebaliknya, akan mengalami penurunan performa. Tarikan mesin terasa berat, akselerasi menurun, dan konsumsi BBM jadi lebih boros.
-
Kerak dan Residu di Mesin
Setiap jenis bensin memiliki zat aditif berbeda. Apabila sering berganti-ganti bahan bakar mobil, zat aditif yang tidak sama ini bisa menyisakan kerak di ruang bakar dan injektor.
Lama-lama, kerak ini bikin kompresi turun dan mesin jadi mudah ngelitik.
-
Mesin Cepat Panas dan Overheat
Nah, proses adaptasi mesin terhadap perubahan bahan bakar dengan berbeda RON, bisa menyebabkan mesin jadi cepat panas. Bahkan dapat berisiko overheat jika Anda melakukannya berulang-ulang.
-
Emisi Gas Buang Meningkat
Pembakaran yang tidak sempurna akibat ketidakcocokan RON memicu emisi gas buang lebih tinggi. Sehingga mobil berpotensi tidak lolos uji emisi.
-
Komponen Mesin Rusak
Efek jangka panjangnya, komponen seperti piston, ring piston, dan katup bisa rusak akibat sering terjadi knocking atau detonasi.
Contoh Kasus Ringan
Mari belajar dari sebuah kasus pemilik mobil tahun 2008 yang biasa pakai Pertalite (RON 90). Suatu hari, karena Pertalite habis, ia mengisi Pertamax (RON 92). Seminggu setelahnya, pemilik mobil kembali menggunakan Pertalite. Lalu beberapa hari kemudian ganti lagi ke Premium (RON 88).
Awalnya, mobil masih terasa normal. Namun, setelah pemakaian beberapa bulan, Pak Budi mulai merasa tarikan mobilnya jadi lebih berat.
Hal lain yang dirasakan adalah konsumsi bahan bakar mobil jadi makin boros, dan mesin kadang susah hidup di pagi hari. Saat dicek di bengkel, ternyata ruang bakar penuh kerak dan injektor harus dibersihkan.
Apakah Aman Kalau Hanya Sesekali?
Jika terpaksa, misal dalam keadaan darurat, mencampur atau ganti bensin sekali dua kali sebenarnya masih aman. Namun, jika dilakukan terus-menerus, efek negatifnya akan terasa. Apalagi pada mobil lama yang sistem pembakarannya tidak secanggih mobil baru.
Tips agar Mesin Tetap Awet
Untuk memastikan mesin mobil Anda awet, maka lakukan beberapa tips berikut ini:
-
Gunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan.
-
Jika ingin ganti jenis bensin, pastikan tangki hampir kosong dulu agar tidak tercampur banyak.
-
Hindari berganti-ganti merek BBM secara acak, karena tiap merek punya formula aditif berbeda.
-
Lakukan servis rutin, terutama pembersihan ruang bakar dan injektor.
Sering berganti bahan bakar mobil, apalagi dengan RON berbeda, memang berisiko untuk kesehatan mesin, khususnya mobil lama. Lebih baik pilih satu jenis bensin yang sesuai dan gunakan secara konsisten agar mesin tetap awet dan performa terjaga. Informasi menarik lainnya cek di https://suzukidutacendana.co.id/.